Selasa, 16 Juni 2009

“economicsfornoneconomics” in the real sector of economics

Sektor riil dan sektor finansial adalah dua sisi mata uang yg berbeda tapi saling mendukung satu sama lain, apabila diperhatikan kenapa Indonesia tidak terlalu terpengaruh terhadap krisis global yg ada pada saat ini adalah, karena ekonomi Indonesia lebih besar ditopang oleh soktor riil. Masyarakat Indonesia hanya 25-30% (data : kompas) yang menginvestasikan uangnya di pasar modal, Surat utang negara , obligasi perusahaan dan instrumen investasi lain, selebihnya adalah investasi asing yg masuk dan ikut mempengaruhi anomali pasar finansial di Indonesia. kecuali untuk industri-industri berorientasi ekspor, Indonesia dapat dikatakan bertahan dalam masa ekonomi yg tanpa kepastian ini.

Pertumbuhan ekonomi dilihat dari perkembangan infarstruktur, industri dan pasar lokal terus membuat ekonomi berjalan di negara ini. Bukan mengada-ada apabila konsumsi dalam negeri cenderung stabil, apabila berkaca pada ibukota DKI Jakarta. Arus konsumsi sangat terasa di Jakarta dilihat dari banyaknya pameran-pameran dalam negeri yang selalu penuh sesak, pusat perbelanjaan yang terus dibangun, angka penjualan barang elektronik dan otomotif yg stabil dan anda juga dapat melihat semakin besarnya semangat kewirausahaan ditanamkan di universitas maupun sekolah-sekolah. Inilah indikator dari ekonomi riil, berbagai bidang industri juga sudah menikmati pertumbuhan ekonomi ini seperti industri kreatif, teknologi informasi dan industri berbasis sistem franchise.

Dengan adanya krisis global, yang berdampak pada kebanyakan negara-negara kuat finansial di dunia, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mulai bergerak masuk memperkuat diri, daya serap asing yg menurun terhadap komoditas mentah membuat peluang terbukanya industri pengolahan, sampai saat ini kebnyakan negara kita menjadi pengekspor bahan mentah yg rendah harganya yang dijual kepada negara lain untuk selanjutnya diolah menjadi barang bernilai lebih (added value) dan pada akhirnya dijual lagi ke Indonesia,ironis. Apabila Indonesia berubah dari negara pengekspor barang mentah menjadi pengekspor barang jadi, maka pada akhirnya berdampak positif terhadap penyerapan langsung tenaga kerja, penanaman modal langsung asing maupun lokal bahkan penyerapan bahan baku lokal. Jadi nilai sumber daya manusia dan alam yang terdapat di Indoesia raya ini dapat dipergunakan dengan nilai manfaat sebesar-besarnya.

Logika yang terjadi terhadap sektor finansial adalah pertumbuhan ekonomi makro dikarenakan investasi dalam negeri, menguatnya nilai tuka mata uang rupiah karena transaksi asing, menguatnya indeks harga saham dan pertumbuhan kredit dalam negeri. Seperti mustahil memang apabila Indonesia bisa keluar dari lingkaran setan (vicious cycle of economics), tapi bukan berarti tidak mungkin apabila dukungan infastruktur dan birokrasi dipermudah, sehingga kemudahan tersebut dapat menarik investor lokal maupun asing menanamnkan modalnya di Indonesia.


 


 


 

http://www.economicsfornoneconomics.co.cc/

ideas.insight.impact

rianhafizblog2009

Tidak ada komentar: