Kamis, 16 April 2009

“Economicsfornoneconomics” in commodity value

Apa yang terbayangkan apabila kita membicarakan sebuah kata komoditas? Mungkin terbayang adalah hasil produksi olahan maupun non olahan yang berasal dari tangan-tangan manusia. Teh, kopi, kina, kedelai, gandum, minyak, CPO, rempah dll adalah hanya sebagan kecil dari komoditas penting di Indonesia. Mungkin inilah sebabnya mengapa banyak bangsa eropa berusaha menjelajah ke belahan dunia untuk mencari komoditas yang tidak ada di dataran mereka.

Komoditas dapat menjadi motor penggerak kemajuan ekonomi di Negara manapun juga, tergantung dari bagaimana Negara tersebut mengatur regulasi yg dapat memenangkan tangn-tangan yang bersentuhan langsung dengan komoditas tersebut. Sebut saja china, mereka focus kepada komoditas unggulan mereka untuk produk manufaktur dan produk perikanan. Malaysia dan Thailand dengan mantap dan percaya diri juga memfokuskan Negara mereka pada komoditas jasa pariwisata. India dengan produk "human capital" yang tersebar di berbagai belahan dunia dan mengisi jajaran eksekutif perusahaan, ini juga salah satu komoditas yang dapat diperdagangkan.negara-negara timur tengah dapat menjadi kaya raya dan makmur karena produksi minyak mentah mereka. Bahkan Negara seperti brazil menjadi Negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Dan jangan lupakan uni eropa dan amerika serikat dalam kancah di pasar komoditas.

Komoditas mempunyai sebuah nilai, yang membuat menjadi sebuah hal yang berharga. Chicago board of trade, new York mercantile exchange, London metal exchange adalah sebagian kecil dari bukti bahwa sebuah komoditas, bahkan sebuah kontrak dapat menjadi sebuah nilai. Harga adalah implikasi dari sebuah nilai tentu saja harga dari komoditas adalah hal yang benar-benar melihat ke sisem pasar modern, sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan.

Bagaimana dengan Indonesia yang mempunyai hamper semua resources tersebut, dimana CPO, teh, kopi, emas, minyak, dan berbagai potensi yang ada. Melihat dari apa yg Negara lain fokuskan, teorinya kita dapat bersanding dengan baik dan unggul berkompetisi di pasar komoditas, tanpa melihat faktor X. X inilah yang membuat teori tidak dapat berjalan menjadi sebuah teori praktis yg benar-benar terjadi. Kerjasama internasional dibutuhkan juga untuk penyebaran komoditas dan secara efektif.

Apa yang menjadi faktor X tersebut? Apakah kreatifitas dari sebuah manusia juga dapat menjadi sebuah menu komoditas?


 


 

http://economicsfornoneconomics.co.cc/

rianhafizblog2009


 

Tidak ada komentar: